CERITA ROMANTIS : Kutemukan Cinta Di Hari Valentine

Tidak terasa 8 hari lagi adalah hari kasih sayang "Valentine" :) mimin punya cerpen yang berhubungan dengan Valentine nih.. cuss di baca :D

Kutemukan Cinta Di Hari Valentine

kudekati wanita yang sedang termenung lesu , ia sepertinya sedang memikirkan sesuatu , entah apa yang dipikirkannya
" woyy " teriak gue sambil menepuk punggungnya
" apaan sih loe " balasnya
" jiaah ngambeeek , kenapa sih loe ngelamun gitu ? " tanya gua dan langsung segera duduk di sampingnya
" harus gitu gua ngomong sama loe " ucapnya jutek
" bener yaaa ? yaudah gue pergi aja deh " ucap gua dan langsung berdiri
" eh iya iya , gitu aja ngambek , kan cuma bercanda doang " ucapnya
" haha , lu kenapa sih ? " tanya gua
" galau gua , gara gara liat si morgan jalan sama cewe " ucapnya
" taun 2016 masih aja galau ? hahah " ucap gua dengan nada ngeledek
" ngledek kan , heuh . eh pulang yuk udah sepi nih sekolah " ajaknya
" oke sip " jawab gua dan kami pun segera pulang



oia hampir lupa , nama gue firman dan yang tadi ngobrol sama gua itu adalah sahabat gua namanya wenda , wenda ini suka sama cowo yang namanya morgan , morgan ini juga sahabat gua .


" gua balik yah wen " ucap gua pada wenda
" ga mau mampir dulu ?" tanya nya
" ga usah ah , kan baru kemaren gua ke rumah lu , masa sekarang main lagi . nanti gue di sangka mau ngapelin nyokap loe lagi hahaha " ledek gue
" ahaha dasar , yaudah hati hati yah " ucapnya
" oke deh "


sesampainya dirumah , gua langsung mengganti baju . lalu segera mengambil laptop , hp , headset dan segera tidur di atas kasur yang empuk . gue putar sebuah lagu dari SM*SH yang berjudul I Heart You , lalu segera gue sms morgan , untuk membantu wenda agar dekat dengannya . gua pun membuka percakapan dengannya


keterangan tanda ^ firman , tanda # morgan
^ gan bisa bantu gue ga ?
# bantu apaan ?
^ temen gue ada yang mau kenalan sama loe nih
# siapa orangnya man ?
^ namanya wenda , nih nomernya lu sms aja
# oke deh gue sms dia

keterangan tanda # morgan tanda * wenda
# hy ;)
* ini siapa yah ?
# aku morgan , kamu wenda kan ?
* iya , ini morgan yang temennya firman bukan ?
# iyap betul

SKIP


semenjak waktu mereka sms an itu wenda dan morgan semakin dekat tapi mereka belum pacaran .

" man , nanti loe ke rumah gue yah , gua mau curhat soalnya " ucap wenda
" kenapa ga di sisni aja ? " ucap gua
" ga enak ah , nanti banyak yang nguping lagi " jawabnya
" yaudah "

setelah gua pulang sekolah , gua un segera menuju rumah wenda

" loe mau curhat apaan wen ? " tanya gua sambil meminum minuman yang sudah di buatkan wenda dari tadi
" menurut loe gua gimana man ? " tanyanya sambil merapihkan penampilannya
" gue jawab jujur apa bohong nih ? " tanya gua
" jujur lah " jawabnya
" tapi nanti gantian yah gua yang nanya kaya gini " ucap gua
" oke "
" menurut gua lu ituh cantik , manis , baik , kadang jutek kadang perhatian , kalo gue gimana wen ? " ucap gua
" kalo loe , loe itu baik , perhatian , care , dan selalu ada buat gue " jawabnya
" haha , emang ngapain sih loe nanya nanya kaya gitu ? " tanya gua
" gpp sih , menurut loe gua sama morgan cocok ga ? " tanya wenda
" gua ga tau deh , emangnya loe bener suka sama dia apa ? " tanya gua
" iya man , akhir akhir ini gua dejet sama dia , kayanya di hari Valentine nanti dia bakalan nembak gua deh " ucapnya , gua pun diam sejenak lalu berkata
" so tau loe , emang loe tau dari mana kalo dia suka sama loe ? " tanya gua
" abisnya dia baik dan perhatian banget sama gua , oia man kalo menurut loe hari valentine itu kaya gimana sih ? " tanyanya
" kalo menurut gua Nothing Special wen , kalo menurut loe ? "
" loh kok gitu ? kalo menut gua , gua juga ga tau dah haha , tapi 1 keinginan gua , gua ingin punya pacar di hari itu "
" haha ada ada aja loe "
" haaha ga kerasa yah tinggal 3 hari lagi valentine "
" iya , eh wen , udah kan nih curhat loe ? kalo udah gua mau balik nih , soalnya masih ada urusan " ucap gua
" udah kok , makasih yah firmaaaaan :D " ucapnya
" sama sama ;)


gua pun langsung pulang dengan mengendarai motor kesayangan gue , tapi ga konsen sama sekali . karena masalah yang tadi di curhatin wenda . alasan kenapa gua diam sejenak saat wenda curhat tadi adalah , karena gua juga suka sama wenda , tapi gpp lah mungkin dia bisa lebih bahagia sama morgan bukan sama gua .

SKIP

hari ini adalah hari valentine , banyak cowo yang memberi coklat dan bunga kepada wenda , mungkin para cowo itu suka sama wenda karena wenda itu cewe yang cantik dan baik .

" man , gilaa banyak banget nih yang ngasih coklat dan bunga ke gue , kalo loe gimana " ucapnya sambil menunjukan yang di bilangnya itu pada gua yang sedang meminum secangkir minuman hangat
" gua ga dapet apa apa wen " ucap gue
" haha kasian deh loe , nih gua bagi punya gue , kita makan sama sama yah "
" haha lagian gua ga suka kalo di kasih gituan wen , kan loe tau valentine buat gue itu nothing special "
" udah deh ga usah banyak omong mending kita abisin aja coklat ini " ucapnya sambil mengunyah coklat
" oke oke " jawab gua
" hey man , wen " ucap seseoarang
" eh loe gan , mau coklat ga ? " tanya gue
" ga usah man makasih , gua kesini cuma mau ngenalin seseorang " ucap morgan
" siapa gan ? " tanya wenda
" kenalin ini cewe gue namanya christy " ucap morgan , mendengar hal itu wenda pun langsung shock dan segera lari meninggalkan kami gua pun segera mengejarnya


" wen , loe ga apa apa kan ? " tanya gua
" gua sakiit banget man , gua kira dia bakalan nembak gua di hari valentine ini , tapi nyatanya dia malah ngenalin cewe barunya ke gua , coba lu bayangin man " ucapnya sambil meneteskan air matanya
" iya gua tau wen , sebenar nya dari dulu gua mau bilang kalo morgan itu lagi deket juga sama christy , tapi gua ga mau bilang ke elo karna gua takut loe sakit hati " ucap gua
" pokoknya hari ini hari yang sangat menyakitkan buat gue man " ucap wenda
" menyakitkan gimana maksud loe ? " tanya gua
" gua , aaaaaaahahhh  gua pokoknya sakiiit " ucap wenda
" oke wen , gua akan merubah hari ini untuk loe "
" ngerubah gimana ? emangnya loe bisa nyari cowo yang kaya morgan gitu buat gua ? ga bisa kan ? " ucapnya
" wen , gua emang ga setampan morgan , dan ga sepopuler dia , gua juga ga punya apa apa , kecuali 1 , yaitu cinta gua buat loe , wen loe mau ga jadi cewe ga " ucap gua sambil mengelap air matanya .
wenda pun terdiam sehingga suasana hening
" gua harap loe jangan liat fisik atua apalah , tapi 1 yang harus loe liat , liat kesungguhan hati gue wen . asal loe tau gua nyimpen perasaan ini dari dulu sampai saat ini gua ga bisa nahan rasa cinta ini " ucap gua
" maaf man " jawabnya
" huh , gpp wen mungkin gua bukan yang terbaik buat loe , mungkin loe bukan jodoh gue " ucap gua lemas dan langsung berjalan , taba tiba saja wenda memeluk gua dari belakang
" man , maafin gue selama ini ngebikin hati loe harus menahan rasa cinta ini , sekarang loe ,, gue terima loe man " ucapnya
" yang bener wen ?" ucap gua yang langsung membalikan badan dan memegang tangan nya
" iya , makasih udah memberikan cinta di hari valentine ini buat gua & makasih juga buat cinta loe ke gua , pokoknya gua akan sayang dan cinta sama loe <3
" thanks wenda :* "

^end

CERPEN : KELAKUAN ANAK GADISJAMAN SEKARANG...!

Hari itu saya belanja keperluan pribadi
diramayana swalayan. Setelah mengambil segala barang yang saya butuhkan,
saya pun buru buru menuju antrian
di kasir .
Didepan saya ada seorang gadis pake baju pink berpenampilan menarik dan didepan gadis itu ada seorang ibu ibu berpenampilan sederhana dengan
2orang anaknya yang sedang menghitung belanjaan mereka dikasir .
"Total seluruhnya 150 ribu bu "
kata si neng penjaga kasir tersenyum ramah setelah menjumlahkan seluruh barang belanjaan si ibu .
Ibu itu segera membuka dompetnya ... uangnya recehan semua dan sedikit lusuh , lalu dia menghitungnya satu persatu dengan wajah tertunduk .
Kedua anaknya berdiri memperhatikan ibu mereka sambil sesekali memegang tangannya, keduanya terlihat tidak sabar . Antrian di supermarket pun semakin panjang, maklum tanggal muda...
saya lihat wajah si ibu pucat basi ... terlihat jelas ia kebingungan sebab ternyata uang yang ada didompetnya kurang..
Ia mulai berfikir untuk mengembalikan sebagian barang belanjaan yang diambilnya ... seketika tiba-tiba saja ...
anak gadis didepan saya lalu membungkuk sambil memungut uang
50ribuan yg ada di lantai dan menyodorkannya ke pada ibu itu :
"ini bu, hati hati bu kalau menghitung uang .., ini ada selembar uang ibu yang jatuh "
si ibu yang bengong seperti tak percaya ... dengan tangan bergetar mengambil dan menerima uang itu...
dengan tatapan mata penuh syukur ia memandang pada si gadis tersebut
Setelah membayar dikasir dengan gembira kedua anaknya menenteng kantong plastik belanjaan berlalu pergi.
gadis itu membayar belanjaannya kemudian ia juga segera pergi...
saya lalu kejar sambil tergesa-gesa menyusul dia...
setelah bertemu si gadis tersebut
Saya berkata : "Dek saya tahu...
tadi kamu dengan sengaja menjatuhkan uang 50rb kamu.. buat kamu kasihkan sama si ibu yang tadi itu ... saya lihat karena saya berada tepat dibelakang kamu ... 
bagaimana kamu bisa mendapat ide itu?"
Gadis itu dengan santun menjawab:
"saya tidak ingin si ibu itu malu dihadapan kita dan anak-anak nya... karena itu tuhan menggerakkan hati saya untuk spontan mengerjakan apa yang bapak lihat "...
ternyata bila hati menginginkan kebaikan... Tuhan akan membantu hamba NYA melakukan kebaikan itu... sungguh, kebaikan itu hanya mudah dilakukan bagi orang yang memang menginginkannya...
silahkan share
Agar orang lain bisa berbuat
kebaikan juga....

CERITA SEDIH : Benar - benar sudah tidak bisa lagi

Kiriman dari : Ellaisda

Kamarku mulai terasa hangat. Cahaya sang mentari mulai menyilaukan mataku yang belum sepenuhnya terbuka. Aku berusaha bangun dari ranjangku dan berjalan sempoyongan ke kamar mandi. Segera mandi, dan bla bla bla. Rutinitas pagi yang setiap pelajar lakukan.
“Pagi ayah, ibu..” sapaku saat bertemu mereka di meja makan
“Makan dulu gih..” pinta ibuku
“Nggak deh bu, si Ega udah nungguin di depan rumah. Nih, dari tadi dia misscalled melulu.”
“Kok nggak diajak masuk?” sahut ayahnya
“Nggak usah yah. Kapan-kapan saja, udah keburu nih. Berangkat dulu Yah, Bu. Assalamualaikum.” Ucapnya sambil mencium tangan ayah dan ibunya
**

“Ayo cepetan! Sudah hampir telat nih..”
“Iya iya, sabar sedikit lah. Bawel banget sih jadi cowok.” Aku segera naik keboncengan motornya
Ega itu temanku sejak TK. Rumah kami dekat, jadi setiap hari selalu berangkat bersama. Kami sangat dekat. Kemana-mana selalu berdua. Dimana ada dia, disitu ada aku. Seperti Galih dan Ratna. Banyak orang yang salah paham saat melihat kami berdua, banyak yang mengira kami pacaran, padahal belom (Ngarep jadi pacar).
**

“Huft, untung belom telat. Kamu sih, LEMOT..” sambil menjitak keningku
“Argh, sakit tau! Dasar bawel. Biasanya kamu yang telat saja aku nggak protes, giliran aku, diomelin terus. Huh!”
“Heh, wajah mu nggak cocok buat marah. Nggak kelihatan imut tau!” goda Ega
“Whatever you said. I dont care.” Aku pun bergegas masuk ke kelas, diikuti oleh Ega
**

Aku duduk di bangku ku. Lalu tiba-tiba Ega nongol di sampingku, padahal kelasnya berjarak 2 kelas dari kelas ku. Belom sempat aku nanya, dia sudah berceloteh duluan.
“Eh, Ra, jadi pengen cari pacar nih. Anak kelas 1 imut-imut ya?”
Aku tersentak. Terus terang, aku merasa cemburu. Tanpa disadari, perasaan cinta telah ada dan berkembang dihatiku. Entah dari mana dan sejak kapan cinta itu datang, tapi yang jelas, kebersamaan kami telah menumbuhkan benih-benih cinta. Tapi aku tak berani mengungkapkannya. Aku takut akan merrusak persahabatan kami.
“Ya itu sih terserah lo. Kan lo yang ngejalanin, lagian juga sering begitu kan sama cewek lain. Dan lagi, cewek kelas 1 banyak yang centil kan? Lo suka kan?” jawabku dengan nada sinis
“Jealous ya? Aku nggak suka sama cewek centil, yang penting baik, cantik, imut dan plus plus lainnya. Haha” ia tertawa sendiri, padahal menurutku nggak ada yang lucu. Kubalas saja dengan senyum nggak ikhlas. Tapi aku lega mendengarnya. Untung saja dia punya selera yang tinggi. Walaupun dia berulang kali ngomong mau cari pacar, tapi nggak pernah ada yang kena dihatinya. “Alhamdulillah.” batinku
**

Usai pulang sekolah, kami selalu bergegas pulang. Dan seperti biasa, aku menunggu Ega mengembil motornya di depan gerbang sekolah. Nggak di depan gerbang sekolah sih, sebenarnya udah jauh dari gerbang. Sekitar 15 meter lah. Ngga sengaja aku lihat seorang gadis manis yang terlihat ketakutan karena digoda oleh beberapa brandalan yang nggak jelas. Tanpa pikir panjang, aku pun menghampirinya.
“Dek, maaf ya menunggu lama. Ayo pulang.” Aku pura-para saja sok kenal demi menyelamatkannya. Walaupun ia terlihat agak bingung, tapi ia mengiyakan saja tawaranku.
**

Setelah jauh dari berandalan itu,
“Terimakasih ya kak. Aku nggak tau deh, kalau nggak ada kakak tadi. Aku Tita, kelas 1-B.” Ia melempar senyum manis padaku
“Iya dek, sama-sama. Aku Fara, 2-A4. Lain kali, kalau menunggu di depan gerbang saja, atau disini. Memang disana banyak orang nggak jelas. Duluan ya dek.”
“Iya kak, hati-hati.”
Aku bergegas menuju Ega karena sejak tadi ia terus membunyikan klaksonnya.
**

Beberapa hari kemudian, aku bertemu Tita lagi. Kami bertukar nomor HP, dan bahkan Tita pun mentraktirku makan di kantin. Kami menjadi semakin dekat. Ega pun tau hal itu.
**

Pagi ini, Ega terlihat sangat sumringah. Walaupun ia selalu bersemangat dalam segala hal, tapi ia lebih sumringah hari ini.
“Cewek yang kamu tolong dulu namanya Tita kan?”
“Hemb.” Jawabku singkat. Sekarang aku jadi tau apa alasannya dia sumringah banget hari ini. “Pantas saja, kemarin dia memberondongku dengan pertanyaan tentangnya (Tita).” Batinku
“Dia manis ya?”
Aku hanya mengangguk
“Kamu punya nomor HP-nya kan? Boleh minta?” pintanya dengan wajah memelas
“Nih!” ku serahkan HP ku padanya. Aku pun nggak risau, karena dia sering meminta nomor HP cewek lain, tapi pada akhirnya nggak cocok.
**

Ega belakangan ini sangat sibuk. Jarang berangkat bareng, jarang nongol secara tiba-tiba, SMS ku nggak dibalas, telpon ku pun nggak diangkat. “Kemana dia? Kok hilang begitu saja? Apa sih maunya?!” teriakku kesal dalam hati
**

Suatu siang, dia tiba-tiba nongol begitu saja dihadapanku ketika aku sedang mendengarkan musik di headset. Aku lega karena bisa melihatnya lagi.
“Sendirian Ra? Maaf ya, kita belakangan ini jarang berangkat bareng. SMS dan telpon mu juga nggak sempat aku jawab, aku belakangan ini sangat sibuk dan jarang buka HP.” Jelasnya panjang lebar
“Oh.” Jawabku singkat. Aku tahu dia sedang bohong. Padahal jelas-jelas lagi pegang HP, tapi apa aku harus marah gitu? Memang aku siapanya dia?
“Kamu nggak khawatir kalau aku nggak ada kabar?”
“Nggak tuh, biasa saja. Baru seminggu kan?”
“(hahaha). Bilang saja kalau kamu..” belum saja dia selesai menjawab, HP nya berdering. Wajahnya terlihat sumringah dan sedikit gugup saat melihat nama penelpon di layar HP-nya. Aku jadi penasaran dan mematikan musik, tapi tetap memakai heatset. Kini aku bersiap menguping pembicaraannya. Dia menarik napas panjang sebelum menggeser pilihan layar accept pada HP touchscreen-nya. Suara lembut pun terdengar dari HP-nya. Suara yang ku kenal, suara Tita.
“Maaf kak, aku tadi lagi sibuk. Kakak tidak marah kan?”
“Oh, nggak kok.” Jawab Ega dengan senyum mengembang
Entah kenapa, aku menjadi sedih nggak karuan. Aku malah sedih melihatnya senang. Aku malah benci melihatnya tersenyum kepada orang lain. Aku marah, tapi tak tau harus bagaimana. aku ingin meng-ungkapkannya, tapi itu tidak mungkin. Aku menggenggam erat tanganku, berusaha menahan semuanya. Tapi air mata ini tak terelakkan lagi. Aku pun menengis sejadi-jadinya.
**

Suara Ega memecah tangisku.
“Ra, kamu baik-baik saja kan?” tanya-nya dengan khawatir
“Eh, nggak pa-pa. Abis, lagunya sedih banget.” elak ku
“(hahaha) Sejak kapan lo jadi melankolis gini?” ejeknya
Aku tidak menjawab dan masih berusaha untuk terlihat biasa saja.
“Sabtu besok, aku akan menyatakan cinta ke Tita. Kamu ikut ya? Aku pengen kamu yang jadi saksinya.” Pintanya memelas
Aku tersenyum kecut, “Emangnya nikah apa? Pakai saksi segala, hehe.”
Aku berusaha membuat diriku lebih baik. Tapi aku tetap tidak bisa, dadaku masih saja sesak saat tahu kenyataan ini.
**

Hari-hari semakin menyedihkan. Ega semakin gencar menceritakan Tita. Mau tidak mau, aku harus mendengarkan, walaupun dengan wajah bermuram durja. Hatiku seperti bara yang disulut api saat melihatnya tersenyum kepada Tita. Kadang aku berpikir, apakah dia sebodoh itu, hingga ia tidak menyadari perasaanku? Ingin rasanya aku berteriak di depannya tentang perasaan ku, tapi mana mungkin? Itu semua hanya tindakan konyol yang nggak perhatiin sebab dan akibat.
**

Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Ega. Tapi hari yang ingin sekali aku lewati selamanya. Mereka berjanji bertemu di cafe ini. Cafe yang berinterior sederhana, dengan lampu taman yang menghiasi setiap meja. Memang sangat romantis untuk menyatakan cinta. Aku sangat berharap Tita tidak bisa datang, atau bahkan sesuatu terjadi padanya hingga ia tak mungkin lagi muncul. “Ah, apa yang aku pikirkan? Aku memang mencintai Ega, tapi aku tidak mau menjadi monster untuk mendapatkannya!” celotehku dalam hati
**

Tak berapa lama, Tita pun muncul. Ia muncul dengan wajah yang berseri-seri sambil tersenyum manis pada Ega. Sadar kalau suasananya semakin menyebalkan, aku pun pindah meja. Lalu, Tita duduk di depan Ega, di kursi yang sebelumnya aku duduki. Klimaksnya pun dimulai. Ega memegang tangan Tita, dan mengucapkan sesuatu. Meski aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas, karena tempat duduk kami lumayan jauh, tapi aku bisa menebaknya. “Aku suka kamu. Apa kamu mau jadi pacarku?” kurang lebih itu yang Ega katakan. Sesaat kemudian, senyum manis dan anggukan Tita menyambut pertanyaan Ega.
Aku sudah tidak syok lagi, tapi kenapa hati ini tidak bisa biasa saja melihat semua itu. Dan (lagi) aku menangis. Aku pergi meninggalkan mereka berdua. Aku benar-benar tak tahan. Aku benar-benar tidak mau menjadi saksi cinta mereka berdua. Aku, benar-benar tak bisa.
**

Aku berlari menjauh. Sejauh mungkin dari mereka. Aku ingin pergi ke tempat dimana tidak ada mereka. Tak ada yang menyebut nama mereka. Dan tak ada satu pun tentang mereka.
Tiba-tiba kepalaku terasa berat. Tubuhku lemas untuk menopang tubuh kecilku. Kesadaranku mulai hilang, dan tubuhku ambruk begitu saja. (to be continue)

CERITA LUCU : Ribetnya jadi suami

Sumber dari : Wulan Darmanto

Istri    : Mau dimasakin apa nanti malam?
Suami: Terserah..
Istri    : Jangan bilang terserah donk, bikin bingung yang mau masak aja..
Suami: ya udah.. opor ayam
Istri   : Tapi ayam lagi mahal..
Suami: Oreg tempe kalau gitu
Istri    : Tempe di Mang Soleh ngga enak. Kedelainya hancur
Suami: Atau sambel sama telor juga aku udah seneng
Istri    : Cabe harganya gila-gilaan
Suami: ya udah beli aja di warung padang, praktis
Istri    : *sensitif*
Kamu tuh  ngga bisa menghargai aku. Aku pingin masakin buat suami, malah disuruh beli. Bilang aja masakanku ngga enak. Iya kan?
Suami: #putusasa
   #gigitwajan

*****

Istri    : Ayam ungkep enaknya pake sambel nih pah, mau disambelin apa?
Suami: *belajar dari pangalaman. Pantang bilang terserah*
    Sambel tomat aja..
Istri    :  Tomatnya ijo-ijo nih..asem..
Suami: Sambel terasi deh kalo gitu
Istri    : Yaa...terasinya habis pah
Suami: Udah sambel mentah aja..
Istri    : Ih papah..bikin sakit perut tauk..sambel teri aja ya? enak
Suami: Kan aku alergi teri mah..yang lain deh
Istri     : Papah nih susah banget sih, mau dibikinin sambel aja protes mulu..
Suami: ??????
#nelenterihiduphidup

*****
Istri    : Pah, libur panjang nih..enaknya kemana ya?
Suami: *tetap pada prinsip anti bilang terserah*
    Ke pantai aja yuk mah
Istri    : jangan ah..banyak ubur-ubur
Suami: Atau kita nyewa villa di puncak?
Istri    : Musim ujan..jalanan licin
Suami: ke kebun binatang?
Istri    : Capek muterinnya... panas
Suami: *sambil elus rambut istri* gimana kalau di rumah aja..nyobain resep baru mamah?
Istri    : Tuh kan..kalau diajak liburan pasti ujungnya di rumah aja..ngga modal banget sih pah nyeneng-nyenengin istri?
Suami: #ngunyahbukuresep

*****
Istri    : Pah, itu pasangan njomplang banget deh
Suami: Mana? *antusias*
Istri    : Itu.. yang lagi belanja baju..istrinya cantik menjulang kaya model, suaminya kok bantet gitu ya pah.. Kalau menurut papah, suaminya beruntung ngga?
Suami: ya jelas donk..
Istri    : *drama dimulai*
Papa sepertinya ga beruntung ya punya istri aku..udah ngga tinggi, ngga putih, ngga cantik..iya kan?
Suami: ya engga donk sayang..papa beruntung banget punya istri kamu..
Istri     : Kalau beruntung, lalu kenapa papa ngeliatin wanita itu mulu?
Suami: loh katanya suruh ngeliat?
#diare

*******
Istri    : Ish, pasangan itu engga banget deh
Suami: *trauma*
Istri    : Papaaah.. kok melengos sih..lihat donk..itu lhoo suaminya ganteng imut kaya sahrul gunawan, istrinya kok tua bener ya pah?
Suami: *nengok sekilas*
   Hmm...
Istri    : papah kok nggak komentar sih? Pasti papah ngerasa senasib kan sama bapak-bapak itu? Iya kan? Papah ganteng, imut, awet muda, sedangkan mamah cepet tua. Iya kan? Udah deh ngaku aja..
Suami: #stroke

CERITA MOTIVASI : Sebenarnya siapakah istri..?

Orang selalu berkata, "ada bekas istri/suami, tapi tidak ada bekas anak atau bekas orangtua".
Seorang Profesor melakukan riset kecil kepada mahasiswa2nya yang sudah berkeluarga. Dia lalu meminta 1 orang mahasiswa untuk maju ke depan papan tulis.
Professor : "Tuliskan 10 nama orang yang paling dekat denganmu."
Lalu mahasiswa itu menulis 10 nama, ada nama tetangga, orgtua, teman kerja, istri, anaknya, saudara, dst.
Profesor : "Sekarang silahkan pilih 7 orang diantara 10 nama tsb yang kamu benar2 ingin hidup terus bersamanya."
Mahasiswa itu lalu mencoret 3 nama.
Profesor : "Silahkan coret 2 nama lagi." Tinggalah 5 nama tersisa.
Profesor : "Coret lagi 2 nama."
Tersisalah 3 nama yaitu nama ibu, istri & anak.
Suasana kelas jadi hening. Mereka mengira semuanya sudah selesai & tak ada lagi yang harus dipilih.
Tiba2 Profesor itu berkata : "Silahkan coret 1 nama lagi!"
Mahasiswa itu tertegun untuk sementara waktu. Lalu ia dengan perlahan mengambil pilihan yang amat sulit itu dan mencoret nama ibunya.
Profesor : "Silahkan coret 1 nama lagi!"
Hati sang mahasiswa makin bingung. Suasana kelas makin tegang. Mereka semua juga berpikir keras mencari pilihan yg terbaik. Mahasiswa itu kemudian mengangkat spidolnya & dengan sangat lambat ia mencoret nama anaknya. Pada saat itulah sang mahasiswa tidak kuat lagi membendung air matanya, ia menangis. Awan kesedihan meliputi seluruh sudut ruang kuliah. Setelah suasana lebih tenang, Sang Professor akhirnya bertanya kepada mahasiswa itu, "Kamu tidak memilih orang tua yang membesarkanmu, tidak juga memilih anak yang adalah darah dagingmu; kenapa kamu memilih istrimu? Toh istri bisa dicari lagi kan?"
Semua orang di dalam ruang kuliah terpana menunggu jawaban dari mulut mahasiswa itu. Lalu mahasiswa itu berkata lirih, "Seiring waktu berlalu, orang tua saya harus pergi & meninggalkan saya. Demikian juga anak saya. Jika dia sudah dewasa lalu menikah. Artinya dia pasti meninggalkan saya juga. Akhirnya orang yang benar2 bisa menemani saya dalam hidup ini, bahkan yang dengan sabar dan setia mendampingi dan mensupport saya saat tertatih dan terseok2 berjalan menghadapi himpitan kehidupan untuk meraih karir hanyalah ISTRI saya".
Setelah nenarik nafas panjang dia melanjutkan, "Orangtua & anak bukanlah saya yang memilih, tapi Tuhan yang menganugerahkan. Sedangkan isteri? Saya sendirilah yang memilihnya dari sekian milyar wanita yang ada di dunia".

CERITA MOTIVASI : IQ atau kepintaran bagaimanapun tidak akan bisa menolong etika yg buruk

Dua belas tahun lalu, seorg wanita pergi kuliah di Prancis.
Dia harus sambil kerja dan sambil kuliah.
Dia perhatikan bhw sistem transportasi ditempat itu menggunakan sistem "otomatis", artinya Anda beli tiket sesuai dgn tujuan melalui mesin.

Setiap perhentian kendaraan umum pakai cara "self-service" dan jarang sekali diperiksa petugas.
Bahkan periksa insidentil oleh petugas pun hampir tidak ada.
Setelah dia temukan kelemahan sistem ini,
dgn kelicikannya dia perhitungkan kemungkinan tertangkap petugas krn tidak beli tiket sangat kecil.
Sejak itu, dia selalu naik kendaraan umum dgn tidak membayar tiket.

Dia bahkan merasa bangga atas kepintarannya.
Dia juga menghibur dirinya krn dia anggap dirinya adalah murid miskin, dan kalo bisa irit ya irit.
Namun, dia tidak sadar dia sedang melakukan kesalahan fatal yg akan mempengaruh karirnya...

Setelah 4 thn berlalu,
dia tamat dari fakultas yg ternama dgn angka yg sangat bagus.
Ini membuat dirinya penuh dengan keyakinan. Dia mulai memohon kerja di perusahan yg ternama di Paris dgn pengharapan besar untuk diterima. Pada mulanya,
semua perusahan ini menyambut dia dgn hangat.
Namun berapa hari kemudian,
semuanya menolak dia untuk berkerja.

Kegagalan yg terjadi berulang kali membuat dia sangat marah.
Dia mulai anggap perusahan-perusahan ini rasis, tidak mau terima warga negara asing. Akhirnya, dia memaksa masuk ke departemen tenaga kerja utk bertemu dengan managernya.
Dia ingin tahu alasan apa perusahan menolak bekerja.
Ternyata, penjelasannya diluar sangkaan dia...

Berikutnya adalah dialog mereka...

Manager: Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkan mu.
Pada saat Anda mohon bekerja di perusahaan,
kami terkesan dgn pendidikan dan pencapaian Anda. Sesungguhnya, berdasarkan kemampuan, Anda sebenarnya pekerja yg kami cari-cari.
Wanita: Kalau begitu, kenapa perusahan tidak terima aku bekerja?

Manager: Karena kami periksa sejarahmu, ternyata Anda pernah tiga kali kena sanksi tidak membayar tiket saat naik kendaraan umum.
Wanita: Aku mengakuinya, tapi masa krn perkara kecil ini perusahan menolak pekerja yg mahir dan banyak kali tulisannya terbit di majalah?

Manager: Perkara kecil? Kami tidak anggap ini perkara kecil.
Kami perhatikan pertama kali Anda melanggar hukum terjadi di minggu pertama Anda masuk di negara ini.
Petugas percaya dgn penjelasan bhw Anda masih belum mengerti sistem pembayaran.
Diampuni, tapi Anda tertangkap 2x lagi setelah itu.

Wanita: Oh krn tidak ada uang kecil saat itu.
Manager: Tidak, tidak. Kami tidak bisa terima penjelasan Anda.
Jangan anggap kami bodoh.
Kami yakin Anda telah melakukan penipuan ratusan kali sebelum tertangkap.

Wanita: Itu bukan kesalahan mematikan kan?
Kenapa harus begitu serius?
Lain kali saya berubah kan masih bisa.

Manager: Saya tidak anggap demikian. Perbuatan Anda membuktikan dua hal:
1. Anda tidak mengikuti peraturan yg ada
Anda pintar mencari kelemahan dlm peraturan dan memanfaatkan utk diri sendiri.
2. Anda tidak bisa dipercaya
Banyak pekerjaan di perusahan kami tergantung pada kepercayaan.
Jika Anda diberikan tanggungjawab atas penjualan di sebuah wilayah,
maka Anda akan diberikan kuasa yg besar.

Demi ongkos, kami tidak sanggup memakai sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaanmu.

Perusahan kami mirip dengan sistem transportasi di negeri ini. Oleh sebab itu, kami tidak bisa pakai Anda.
Saya berani katakan,
di negara kami bahkan seluruh Eropa,
tidak ada perusahan yg mau pakai Anda.

Pada saat itu,
wanita ini seperti bangun dari mimpinya dan sangat menyesal.
Perkataan manager yg terakhir membuat hatinya gentar.

END

Moral dan etika bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran.

Tetapi IQ atau kepintaran bagaimanapun tidak akan bisa menolong etika yg buruk....

CERITA SEDIH : Maafkan aku karna tidak dapat menemanimu lebih lama

👧: aku mau ngomong
👦: ya? Kenapa sayang?
👧: aku mau putus
👦: *senyum paksa* kenapa? *selipin rambut ke belakang telinga ceweknya*
👧: aku.. aku suka sama orang lain. Maaf
👦: hm.. gitu ya. Oke aku ngerti. Kamu baik-baik ya
👧: *ngangguk pelan*
👦: yauda aku anter pulang yuk?

-dalam mobil, cewek liat foto dia dan mantannya digantung di depan. Mereka lagi foto pelukan, terlihat jelas kalau mereka bahagia-
👧: Kok ada foto kita?
👦: Iya, aku yang pasang. Aku suka foto ini
👧: Baru digantung ya? Kemarin gak ada
👦: Iya hehe aku dapet kerjaan baru. Jabatannya lumayan. Tapi jauh kantornya. Aku gantung foto ini, supaya bisa liat fotonya kalau aku capek nyetir
👧: capek kok liat foto?
👦: rasa capeknya ilang kalau liat foto ini, ada orang yang aku sayang nungguin aku. Minta ditelepon sama aku. Aku yakin dia pasti khawatir kalau aku gak konsen nyetir gara-gara capek
👧: hm.. gitu yaa..

Hening..... beberapa saat kemudian samlai di rumah cewek
👧: makasi ya udah anterin.. jadi repotin
👦: gak kok hehe oh iya, soal foto tadi, gak usah dipikirin ya. Nanti aku lepas kok.
👧: iya, aku masuk duluan ya. Bye

Sang cewek pun masuk ke dalam rumah. Dadanya terasa nyeri. Iapun mengambil 2 butir obat untuk ia minum. Cewek ini mempunyai masalah dengan jantungnya. Ia putus karena tidak mau pacarnya khawatir. Ia takut tidak dapat menemani pacarnya. Ia tidak mau membuat pacarnya merasakan kesepian yang mendalam, maka ia putuskan hubungan mereka. Dalam hatinya, ia merasa sedih. Sangat sedih.

Dalam perjalanan sang cowok, ia terus berpikir. Mengapa pacarnya memutuskan hubungan mereka. Tanpa pacarnya sadari, ia tahu kalau pacarnya mempunyai gangguan pada jantungnya. Namun, iya berlagak tidak tahu, ia tahu pacarnya tidak mau ia khawatir. Jalanan sudah sepi, tidak semua lampu jalanan nyala, sang cowok menjalankan mobilnya dengan pelan, ia menggapai foto yang ia gantungkan. Perlahan ia lepaskan, ada rasa sakit hati yang mendalam saat ia melihat foto tersebut. Tiba-tiba terlihat pancaran cahaya yang sangat terang. Celaka, lampu mobil dan mobil itu datang ke arahnya. Ia tidaj dapat menghindar, semua terjadi begitu saja, ia terjepit di antara kursinya dan setir mobil. Darah bercucuran tak henti. Orang-orang mulai berdatangan. Ambulans pun dipanggil. Banyak orang yang membantu. Kesadarannya belum hilang sepenuhnya. Ia memanggil dengan samar nama pacarnya, tangannya menggenggam erat foto mereka. Orang-orang prihatin melihat kejadian tersebut tak dapat menahan air matanya.

-sampai di RS-
hari ini sang cewek melakukan check up untuk jantungnya. Sembari berharap ada pendonkr jantung untuknya. Ia duduk memainkan HPnya. Tertampang fotonya dengan mantannya sebagai homescreen. Ia merasakan sakit hati lagi. Ia menyesal. Setelah melakukan medical check up, ia pulang.

Sang cowok berhasil melakukan operasi. Namun, ia mengalami kelumpuhan di banyak bagian tubuhnya. Ia meminta agar dokter mau bekerjasama dengannya. Dengan berat hati, sang dokter setuju. Sang cowok mengambil perekam dan mulai merekam. Apa yang akan direkamnya?

-keesokkan harinya-
👩: *telepon* selamat pagi, dengan mbak Emma?
👧: ya, saya sendiri. Bisa saya bantu?
👩: saya suster dari RS XXX mau mengabarkan bahwa pendonor jantung untuk mbak sudah ada. Nanti malam mbak bisa datang untuk operasi?
👧: bisa! Saya pasti datang! Terima kasih banyak

Emma sangat senang mendapat kabar sudah ada pendonor, ia berharap jika ia sudah sembuh nanti, ia akan menceritakan semuanya pada Xander dengan harapan dapat memperbaiki hubungan mereka. Malam itu, Emma menjalankan operasinya. Setelah 1 minggu berlalu, tubuh Emma menerima jantung barunya dengan baik. Ia pun menanyakan pendonor jantung tersebut. Ia mau mengucapkan terimakasih.

👧: Suster, saya mau tau nama pendonor jantung ini
👩: *ragu* sebentar.. saya ambilkan sesuatu

Sang suster mengambilkan perekam yang digunakan Xander

👩: ini ada pesan dari sang pendonor

Emma pun memainkan video yang sudah ada

👦: Hai cantik, sudah sehat?

Betapa kagetnya Emma ketika ia melihat muka Xander yang pucat. Tuhan, jangan katakan Xander yang mendonorkan jantungnya, pikirnya dalam hati.

👦: aku rasa kamu tidak akan setuju dengan keputusanku ini. Percayalah, aku melakukan ini karena aku mencintaimu. Bahkan setelah hubungan kita berakhir. Aku mengalami kecelakaan di malam aku mengantarmu pulang. Maaf aku tidak berhati-hati. Kamu mau memaafkanku kan? aku tau kamu mempunyai kelainan jantung dan aku tau kamu tidak mau aku khawatir. Sayang, kamu lebih berharga dari apapun, tentu saja aku akan khawatir. Aku selalu berharap aku bisa menjadi rumahmu. Tempat untuk kamu pulang, tempat yang dapat kau jadikan sandaran. Tapi sepertinya situasinya berbalik. Emma, maukah kamu menjadi rumah bagi jantungku? *tertawa hambar* aku merindukanmu. Aku tidak akan kuat melihat mukamu saat ini, akan sangat menyakitkan hati. Hiduplah dengan tenang, Emma. Aku akan selalu ada bersamamu. Aku mencintaimu

Lalu video itu mati. Emma tidak dapat menahan air matanya. Ia merindukan Xander. Ia mau melakukan apa saja demi Xander. Emma mulai histeris. Sang suster melihat dan berusaha menenangkan Emma

👩: Emma.. ada sesuatu yang perlu kau ketahui, di saat kecelakaan terjadi, ia terus menggenggam foto kalian bahkan sampai saat ia akan dioperasi. Ia terus memanggil namamu walau kadang tidak jelas. Ia sangat mencintaimu. Kau harus belajar untuk merelakannya agar ia bisa hidup dengan tenang.

Emma mencoba tersenyum walaupun pertahanannya runtuh. Dengan suara pelan ia menggumam, "Thank you Xander, I love you more"

=========================
Kita tidak pernah tahu kapan orang yang kita sayangi dipanggil oleh Tuhan. Hargailah setiap waktu yang ada

Love you

CERITA MOTIVASI : Jangan pernah bangga karna di hormati karna harta

Seorang biksu dengan pakaian dekil datang memohon sumbangan ke rumah seorang saudagar kaya.

Saudagar kaya itu merasa sebal dengan penampilan si biksu dan mengusirnya pergi dengan kata-kata kasar.

Beberapa hari kemudian seorang biksu besar datang dengan jubah keagamaan yang mewah dan berkilauan, memohon sedekah ke saudagar kaya tersebut.

Si saudagar kaya segera menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan makanan (vegetarian tentunya) mewah untuk si biksu.

Lalu ia mengajak si biksu untuk menikmati makanannya.Si biksu menanggalkan jubah keagamaannya yang mewah, melipatnya dengan rapi dan meletakkannya di atas kursi meja makan.

Katanya, 'kemarin aku datang dengan pakaian usang dan anda mengusirku. Hari ini aku datang dengan pakaian mewah, dan anda menjamuku.

Tentunya makanan ini bukan untukku tapi untuk jubah ini'. Setelah berkata demikian si biksu berlalu meninggalkan si saudagar yang kaget.

Kemudian biksu itu menyatakan : "Kalau ternyata bukan diriku,melainkan pakaianku yg dihormati, mengapa aku mesti senang...???Dan kalau ternyata bukan diriku,melainkan apa yg kupakai yg dihina , mengapa aku mesti sedih...??"

Demikianlah manusia ,lebih sering menghormati yg melekat pada diri orang, seperti  - apa yg dipakai atau - pakaian yg dipakai atau - kekayaan atau - jabatan seseorang,BUKAN PRIBADI keberadaan orang itu sendiri. 

Maka...Jika engkau dihormati orang,jangan bangga diri...Dan jika engkau tidak dihormati, jangan kecewa & bersedih diri ,sebab.... Engkau tetap sebuah harga.

Siapapun yg merendahkan kamu saat ini... Jangan Membuat kamu Runtuh, Bangkit & Tetap Teguh & Tetaplah Berpikir Positive !!

CERPEN : Surprise ini membawa bencana

Saat itu kamu datang ke acara ultah aku dimana banyak teman"ku ..
Kamu datang dengan memakai custom badut yg alay itu .
Awalnya aku gk tau itu kamu , yg aku tau kamu gk datang ke acara ultahku .
Ditengah acara kamu mengundang perhatian seluruh tamu tertuju sama kamu yg berpakaian badut dan berbicara dgn lantang "anindia will you marry me? *sambil buka kotak cincin dan memegang tanganku*"
Sontak aku kaget , aku gk tau itu kamu dan aku malu banget sama orang" karna cara kamu mengungkapkan itu sangat"lah konyollll !

Acara belum selesai dan aku udah pergi ninggalin pesta karna ada mata kuliah .
Kamu ngejar aku utk minta maaf tpi kamu gk bisa cegah aku buat pergi *keadaan aku marah* .

Dalam perjalanan aku ke kampus , kamu selalu tlp in aku dan aku reject terus .
Karna gk aku angkat , kamu lgsg BBM aku

Beloved : Beb..
Beloved : udah dong marahnya beb ..
Beloved : Bebb.. Udah dong jgn spt ini
Aq minta maaf atas perlakuan aq di depan orang2 td y..
Beloved : please answer my call  :'(
Me : kamu gk perlu hubungin aku lg :) ok??
Beloved : aq bener2 minta maaf sm kamu . Kamu uda di kampus y..?
Aq otw kesana sekarang , kamu jangan kemana2
Me : No, I wanna gone .
Beloved : please stay  :'(  just 5 minute okay beb.. Otw...
Me : U CRAZY? 5mnt mana mungkin smpai :D udh ahh aku sibuk !
Beloved : buat kamu apapun akan aq lakuin, sekalipun aq harus mengorbankan diri aq ....
Me : *nge R doang gk peduli*

Sejam 2jam kamu gk ada datang
Sampai aku gelisah tanpa alasan
3jam 4jam sampai sore aku tetap tunggu kamu di kantin kampus sambil main audi
Pada akhirnya jam nunjukin udh larut sekitar jam 6 , aku check HP gk ada kabar apapun :(
Aku coba tunggu kamu setengah jam lg , klo kamu gk ada kabar juga aku putusin buat pergi dari tempat itu ..
Selang beberapa menit , mamah kamu telepon aku .
Dia bilang kamu udh gak ada :'( :'( :'(
Saat itulah aku sangat sangat kehilangan kamu , di hari ultahku .
Hari yang bahagia berubah drastis menjadi hari yang amat sangat menyedihkan bagiku :'(
Semenjak itu aku benci sama yang namanya * surprise *

END

CERITA SEDIH : Papa, Tolong Kembalikan Tangan Ita, Ita Janji Takkan Nakal Lagi

Untuk para orang tua yang anaknya rada nakal dikit, jangan dipukul yah. Tolong baca kisah nyata yang menyentuh hati ini, cerita tentang Ita yang memohon papanya untuk kembalikan tangannya.

Sebagai orang tua kita patut menghalangi perbuatan pasangan untuk memukul sang buah hati.
Khususnya pada anak-anak yang masih kecil dan tak tahu apa-apa. Mengajar dengan cara memukul bukanlah cara terbaik.

Inilah kisah nyata itu:

Sepasang suami isteri seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak untuk diasuh pembantu rumah ketika mereka bekerja. Anak tunggal pasangan ini, gadis kecil berusia tiga setengah tahun. Sendirian di rumah, dia sering dibiarkan pembantunya yang sibuk bekerja.

Dia bermain diluar rumah. Dia bermain ayunan, berayun-ayun di atas ayunan yang dibeli papanya, ataupun memetik bunga matahari, bunga kertas dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dia pun mencoret semen tempat mobil ayahnya diparkirkan tetapi karena lantainya terbuat dari marmer, coretan tidak kelihatan. Dicobanya pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, coretannya tampak jelas. Apa lagi kanak-kanak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu bapak dan ibunya mengendarai motor ke tempat kerja karena jalan macet. Setelah sang anak mencoret penuh sisi yang sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikuti imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari si pembantu rumah.

Pulang petang itu, terkejutlah ayah ibunya melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan angsuran. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini?” Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya.

Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘Tak tahu… !” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi. Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Ita yg membuat itu papa…. cantik kan!” katanya sambil memeluk papanya ingin bermanja seperti biasa. Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga raya di depannya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya.

Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa? Si bapak cukup keras memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya.

Setelah si bapak masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air sambil dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan kepedihan saat luka-lukanya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian menidurkan anak kecil itu. Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah.

Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu. “Oleskan obat saja!” jawab tuannya, bapak si anak. Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si bapak konon mau mengajar anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Ita demam…” jawap pembantunya ringkas.”Kasih minum obat penurun panas ,” jawab si ibu.

Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Memasuki hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan ia dirujuk ke hospital karena keadaannya serius. Setelah seminggu di rawat inap doktor memanggil bapak dan ibu anak itu.

“Tidak ada pilihan..” katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu diamputasi karena gangren yang terjadi sudah terlalu parah.
“Tangannya sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu dipotong dari siku ke bawah” kata doktor.

Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yang dapat dikatakan. Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapak terketar-ketar menandatangani surat persetujuan pembedahan.

Keluar dari bilik pembedahan, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga heran melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.

“Papa.. Mama… Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tak mau dipukul papa. Ita tak mau jahat. Ita sayang papa.. sayang mama.” katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.

“Ita juga sayang Kak Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuatkan gadis itu meraung histeris.

“Papa.. kembalikan tangan Ita. Untuk apa diambil.. Ita janji nggak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana Ita mau bermain nanti? Ita janji tdk akan mencoret-coret mobil lagi,” katanya berulang-ulang.

Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat menahannya.

Barang mati bisa kita perbaiki cukup dengan uang, tetapi tidak untuk bagian tubuh yang hilang dan hati yang terluka.

Pelajaran berharga buat para orang tua, anak nakal itu biasa, kalau anak kecil terluka, berilah perhatian sendiri dan jangan bergantung pada pembantu yang pendidikannya lebih terbatas.

Penyesalan SELALU datang terlambat, hindarilah.

Berbagilah kisah mengharukan ini kepada teman-teman dan semua saudara di Facebook dan Twitter dengan tombol share dibawah ini:

CERITA MOTIVASI : Awal mula jackie chan

Kisah nyata ini terjadi di Hongkong..

Sepasang suami istri miskin bernama Charles Chan dan Lee Lee Chan adalah pengungsi perang sipil Tiongkok, yang tinggal di kawasan kumuh Hongkong pada tahun 1954.

Sang suami adalah kuli kecil, dengan gajinya yang sangat kecil.

Saat sang istri sudah hamil tua, karena tidak memiliki uang untuk melakukan operasi caesar yang begitu mahal, maka sang istripun harus menderita untuk menunggu kelahiran bayinya secara normal.

Sang bayi tidak juga lahir seperti bayi umumnya.

Bayi ini berada dalam kandungan ibunya selama 12 bulan, 3 bulan lebih lama dari kelahiran bayi umumnya.

Namun setelah menunggu hampir satu tahun, tidak ada tanda tanda sang ibu akan melahirkan secara normal, sehingga akhirnya dokter pun memaksa untuk melakukan operasi caesar, demi keselamatan nyawa ibu dan bayinya.

Ayahnya yang miskin dengan gajinya yang sangat kecil itu tentunya tidak sanggup untuk membayar biaya operasinya sehingga terlilit hutang besar pada lintah darat.

Karena ketidak-mampuannya membayar hutang, maka lintah darat pun mendesak keluarga ini untuk segera menjual bayinya, agar bisa menebus hutang-hutangnya.

Kesedihan dan ketakutan yang luar biasa merundung keluarga miskin ini.

Bayi mereka dipaksa untuk dijual demi membayar hutang-hutang mereka yang sangat banyak.

Dengan perasaan takut dan sedih pasangan ini mencoba segala jalan untuk mendapatkan uang.

Setelah kesana kemari berjuang mencari uang, singkat cerita akhirnya ada seorang teman yang bersedia membantu melunasi hutang-hutang tersebut dan bayi pun bisa diselamatkan.

Untuk membesarkan sang bayi, juga bukan suatu hal yang gampang bagi mereka, mereka sekeluarga terpaksa tinggal di kawasan miskin di Hong Kong, dengan hidup yang sangat sederhana dan merana.

Kehidupan mereka mulai sedikit membaik, ketika sang ayah mendapat pekerjaan sebagai juru masak di kedutaan Hong Kong di Australia.

Pemindahan yang mendadak ke Australia, tentu membawa kerepotan sendiri bagi anaknya yang baru berusia 7 tahun, karena sulit mengikuti pelajaran disana dalam bahasa ibunya yang berbeda.

Terpaksa ayahnya mengirimkan balik anaknya ke Hong Kong.

Ia bukan dikirim ke sekolah biasa, tetapi malah dimasukan ke Sekolah Opera Peking.

Walaupun sang anak harus menjalankan berbagai latihan berat untuk belajar berbagai ketrampilan seperti, bernyanyi, menari, berakting opera, akrobatik dan bela diri, ia tetap menyukainya dan merasa betah.

Ia baru meninggalkan sekolahnya setelah belajar selama 10 tahun lamanya, dibandingkan anak anak lain yang hanya belajar 2-3 tahun saja.

Dengan penuh keyakinan, ia mulai terjun ke masyarakat mencari pekerjaan yang membutuhkan ketrampilannya.
Kebetulan seorang produser yang sedang kebingungan mencari peran pengganti, stuntman, dalam berbagai adegan berbahaya, tanpa pikir panjang ia langsung menerima adegan itu.

Bayi itu bernama Chan Kong-Sang, yang memiliki arti lahir di Hongkong pada 7 April 1954, dan sekarang kita kenal dengan nama Jackie Chan.

Ketika kecil, Chan juga mendapat julukan Pao Pao yang berarti bocah peluru.

Pemberian nama ini bukannya tanpa alasan, karena Chan ketika kecil dikenal sebagai anak yang memiliki karakter yang lincah dan memiliki berat sekitar 5,4 kg.

Dengan kerja keras dan keteguhan hati, Jackie Chan telah mengubah nasibnya. Hampir 100 film telah diperankannya, dan hampir semua mencapai box office.

Jackie Chan kini telah menjadi bintang film dengan kekayaan lebih dari USD 130 juta.

"JANGAN BIARKAN KEADAAN MENGENDALIKANMU, ENGKAULAH YANG HARUS MENGUBAH KEADAANMU." ~ Jackie Chan ~ .

Tidak ada yang tidak mungkin, jika kita mau berjuang. Jangan lupa juga andalkan Tuhan dalam segala hal, karena segala keputusan ada ditanganNya.

CERITA MOTIVASI : Saat saat terakhir

Sebuah kesadaran seorang  Steve Jobs di saat2 akhir HIDUPnya

Dlm dunia bisnis, aku adalah simbol dari kesuksesan, seakan2 harta dan diriku tidak terpisahkan, karena selain kerja, hobbyku  tak banyak.

Saat ini aku berbaring di rumah sakit, merenung jalan kehidupanku, kekayaan, nama, kedudukan semuanya itu tidak ada artinya lagi.
Malam yg hening, cahaya & suara mesin di sekitar ranjangku, bagaikan nafasnya maut kematian yg mendekat pada diriku.

Sekarang aku mengerti, seseorang asal memiliki harta secukupnya buat diri gunakan itu udah cukup. Mengejar kekayaan tanpa batas bagaikan monster yg mengerikan.

Tuhan memberi kita organ2 perasa, agar kita bisa merasakan cinta kasih yg terpendam  dalam hati kita yg paling dalam. Tapi bukan kegembiraan yg datang dari kehidupan yg mewah --- itu hanya ilusi saja.

Harta kekayaan yg aku peroleh saat aku hidup, tak mungkin bisa aku bawa pergi. Yg aku bisa bawa adalah kasih yg murni yg selama ini terpendam dalam hatiku. Hanya cinta kasih itulah yg bisa memberiku kekuatan dan terang.

Ranjang apa yg termahal di dunia ini? Ranjang orang sakit. Orang lain bisa bukakan mobil untukmu, orang lain bisa kerja untukmu, tapi tidak ada orang bisa menggantikan sakitmu. Barang hilang bisa didpt kembali, tapi nyawa hilang tak bisa kembali lagi.
Saat kamu masuk ke ruang operasi, kamu baru sadar bahwa kesehatan itu betapa berharganya.

Kita berjalan di jalan kehidupan ini. Dgn jalannya waktu, suatu  saat
akan sampai tujuan. Bagaikan panggung pentaspun, tirai panggung akan tertutup, pentas telah berakhir.

Yg patut kita hargai dan sayangkan adalah hubungan kasih antar keluarga, cinta akan suami - istri dan juga kasih persahabatan antar teman.

HARGAI SETIAP DETIK DLM KEHIDUPAN KITA , ISI HIDUP KITA DGN PERKARA PERKARA YG TDK BISA DIBELI DGN UANG .

CERITA HORROR : Mistery rumah kosong yang membuatku percanya hantu itu ada

Cerpen Karangan: Oscar Sebastian
Facebook: Tianz Au Yang

Awalnya aku tidak percaya dengan hal ini, namun setelah diselidiki, akhirnya aku menemukan jawaban kenapa aku harus percaya.

Aku hanyalah seorang pelajar di salah satu SMA Swasta
Saya tinggal bersama kakak dan abang ipar saya. Saya yang biasanya sekolah menggunakan sepeda, kali ini sepertinya sangat malas naik sepeda dan memutuskan untuk naik angkot.

Aku bersama temanku Riki, berjalan ke depan untuk mencari angkot
Untuk menuju ke simpang, butuh waktu yang cukup lama karena harus memutari komplek kami. Karena takut terlambat, kami berusaha memotong jalan dari semak belukar.

Kami melihat tanda “Dilarang Masuk!”
Namun kami tidak menghiraukan, dan juga banyak cerita bahwa di daerah ini adalah tempat dimana mayat anak-anak tewas mengenaskan tanpa busana. Namun hal itu ku tepis karena kepercayaanku terhadap Tuhanku.
Kami berjalan selangkah demi selangkah melewati semak belukar yang cukup tinggi

“Car, udah deh mending kita balik aja, perasaan ane udah gak enak nih” ujarnya
“Jielah, kenapa? Elu takut karena cerita cerita warga tentang pembunuhan itu? Udah gak usah takut, hantu itu cuman mitos” ujarku lagi.
“Ta… Ta.. Tapi sumpah deh, ini tempat serem bener” katanya sedikit tergagap-gagap.
“Udah ane bilang hantu itu kagak ada! Udah, kalo lu mau balik, udah elu balik sono, ane jalan sendiri” tegasku.
Akhirnya dia diam dan tertunduk.

Setengah jam kami berjalan, kami tidak menemukan ujung jalan tersebut, malah yang ada rawa-rawanya semakin lebat, akhirnya dia mulai ketakutan.

“Betul kan apa gue bilang? Ini rawa udah gak jelas!” Gerutunya
“Ane kagak percaya hal begituan!” Ujarku lagi.

Tiba-tiba ada bau menyengat seperti bau busuk. Sangat menyengat dan membuatku ingin muntah. Setelah ku lihat, ternyata di belakang kami ada mayat yang membusuk dan sudah bercacing. Itu membuat kami ketakutan dan lari secepat mungkin.

Riki menggerutu lagi “apa gua bilang, hah? Ini rawa ada setannya! Tapi elu kagak percaya.”
“Itu cuman mayat, bukan hantu!” Jawab ku.
Tiba-tiba kakiku tersandung, dan kulihat ada tangan yang menarik kakiku.
Aku berteriak, Riki yang berada di depanku menarik tangan ku.
Dan akhirnya tangan itu melepas kakiku.

“Thanks ki, kalo gak ada elu mungkin ane ud…” Belum sempat menyelesaikan kalimatku, aku melihat sosok anak-anak dengan muka berdarah-darah tepat di belakang Riki.
Aku sontak menarik riki dan berlari secepatnya.
Riki bertanya “elu kenapa? Kok tiba-tiba berubah gitu muka lu?”
“Tadi ada hantu anak cewek ada di belakang elu, ane cepet-cepet dah narik elu biar tuh setan kagak nangkep elu. Karena kalo die nangkap elu, berabe juga ntar ane” jawabku.
Kami mengikuti arah kembali ke komplek dengan cara berlari secepat mungkin dan akhirnya sampai di ujung jalan.

Kami memutuskan untuk beristirahat karena kelelahan.
Setelah duduk sebentar karena lelah berlari, aku bertanya sama riki “ki, kita udah terlambat masuk skolah kagak ya?”
Spontan dan dengar terkejut dia menjawab “waduh, mampus kita! Udah berapa lama kita di rawa tadi?”
“Sekitar 1 1/2 jam gitu dah” jawabku, namun setelah ku lihat jam di tangan ku, jam masih menunjukkan pukul 6.00.

Akhirnya, kami bersepakat tidak masuk ke tempat seram itu lagi.
Dan semenjak dari situlah aku percaya bahwa hantu itu memang ada.

CERITA SEDIH : Rindu Yang Tak Pernah Lekang

Cerpen Karangan: Husni Mubarok

Aku selalu menulis di diary hitamku yang sehitam mimpi-mimpiku. Sehitam rindu yang tak pernah lapuk, seiring zaman yang semakin kejam memenjaraku dalam kesunyian. Selalu ku tulis di akhir halamanku: diary, aku merindukan Mama dan Papa. Halaman-halaman itu semakin buram, seburam mataku yang berlinang air mata. Maka setelah itu aku selalu menutup diary hitamku dan kembali asyik dengan duniaku yang sunyi.

Aku terbangun dari mimpi panjangku ketika ku dengar suara ribut dari ruang sebelah. Disusul suara tembakan membahana. Satu tembakan menyusul suara tembakan yang selanjutnya. Aku terperanjat dan segera berlari ke ruang tamu, tiba-tiba tercium bau anyir darah. Tidak! Baru kali ini aku membaui bau anyir yang sangat pekat menyengat hidungku. Ku ikuti sumber bau itu. Bau anyir itu menuntunku menuju kamar Mama yang tak terlalu jauh dari ruang tamu. Pintu kamar itu terbuka beberapa senti. Lambat-lambat ku dengar suara isak tangis seorang lelaki.

Papa. Ya, itu suara Papa. Ada apakah gerangan? Aku tidak bisa memendam semua rasa penasaranku yang membuncah. Hingga kenop pintu ku buka, dan pada saat itulah aku melihat Papa menangis dengan suasana yang begitu tragis. Di sudut ruangan kamar yang menguarkan kengerian yang mencekam, mataku menangkap dua sosok tubuh tak bernyawa. Tergeletak tak berdaya di atas lantai putih dengan genangan darah merah yang seperti membara. Tidak! Aku tahu, salah satu dari tubuh bersimbah darah itu adalah tubuh Mamaku. Dan satu lagi, aku tak tahu pasti siapa dia. Seorang lelaki dengan pakaian yang nyaris telanjang. Darah bersimbah diamana-mana. Dari sanalah sumber bau anyir menyengat itu.

“Papa!”

Papa mendongak dengan tatapan tak percaya. Aku berlari dengan berurai air mata. Aku benar-benar yakin Papa telah membunuh Mama. Papa seorang pembunuh! Aku berlari ke luar rumah dengan air mata yang semakin menggenang di kedua pipiku. Oh Tuhan, Papa mengejarku. Apakah dia juga ingin membunuhku? Aku menghentikan langkah kakiku dan lututku gemetar memikirkan hal itu. Aku terduduk di atas rerumputan yang masih basah dengan embun pagi. Aku gemetar saat Papa mendekatiku.

“Papa. ke-kenapa ma-ma di–” Papa meraihku dan memeluk tubuhku yang gemetar ketakutan. Dia mencium keningku dengan penuh sayang. Ku rasai detak jantungnya dan gemetar tangannya. Desah napasnya dan air matanya membasahi punggungku. Papa membelai rambutku dengan penuh cinta.
“Kenapa Papa membunuh Mama?”
Papa menatapku sayu, “Tidak sayang, Papa tidak membunuh Mamamu. Mamamu setia kepada Papa. Tetapi wanita itu mengkhianati cinta Papa. Itu bukan Mama yang selama ini Papa kenal.”
“Tidak! Itu benar-benar Mama yang aku kenal,” batinku berontak.
Aku tak pernah mengerti dengan semua kata-kata Papa. Aku hanyalah bocah berumur belasan tahun yang tak tahu apa-apa. Aku suka pelukan Papa, tapi aku juga masih menginginkan belaian kasih Mama. Oh Papa, kenapa kau lakukan itu?

Sepanjang malam itu aku menangis dan Papa mendiamkanku karena dia juga selalu menangis sesering aku menangis. Itu yang aku tahu jika ku lihat matanya sebak. Nenek selalu bertanya kenapa kau selalu menangis. Papa menjawab bahwa aku sedang sakit. Ingin sekali aku mengatakan yang sebenarnya pada Nenek, tapi Papa bilang, jika aku mengatakan hal yang sebenarnya, Papa akan masuk penjara dan tidak akan bisa mengurusku lagi. Nenek juga bertanya ada apa sampai pulang ke desa tanpa ada pemberitahuan dahulu. Dan kenapa pula Mamaku tidak ikut.
“Dia sedang ada urusan.” Jawab Papa dengan suara bergetar. Sementara Adikku selalu tertawa dan asyik dengan teman-temannya.

Aku masih ingat dengan kepergian kami bertiga. Papa, aku dan Adikku meninggalkan rumah dengan tatapan curiga para tetangga. Curiga dengan keributan, suara tangisanku, atau wajah Papa yang misterius, barangkali. Maka sepanjang perjalanan itu menangislah aku. Sementara Papa mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi. Aku selalu terkesiap jika mobil melewati tikungan tajam atau jalanan menurun. Beruntung jalanan itu lenggang dengan kendaraan.

“Papa!!!” seruku memperingatkan.
“Diam!!” Bentak Papa dan mobil tiba-tiba direm mendadak sebelum menabrak bebatuan tebing yang mencuat di kiri kanan jalanan. Papa memukul dahinya dan untuk kesekian kalinya dia kembali menangis sesenggukan. Aku tahu Papa tertekan dan shock dengan apa yang selama ini dia lakukan. Apakah Papa menyesal telah membunuh Mama dan seorang laki-laki yang entah siapa?

Dua hari kami di desa Nenek. Tiba-tiba saja datang beberapa orang polisi untuk menangkap Papa.
“Bapak Darma telah melakukan pembunuhan dua orang sekaligus, termasuk istrinya dua hari yang lalu.” Terang seorang polisi ketika Nenek bertanya pada mereka. Nenek shock dan tiba-tiba tubuhnya menggelosor tak berdaya. Papa tampak terdiam sayu.
Tanpa ku duga Papa mengeluarkan sesuatu dari pinggangnya dan..

Dorr!! Dorr!! Dorr!!!

Dua polisi meregang nyawa di teras rumah Nenek. Aku mencium darah yang aromanya tak jauh beda dengan bau anyir tiga hari yang lalu. Papa telah membunuh empat orang dalam tempo lima hari. “Papa memang seorang pembunuh!” Rutukku dalam hati.

Dorr!!

Satu suara tembakan semakin membuat aku terbelalak tak percaya. Papa menembak sendiri kepalanya sebelum polisi lain menembak kedua betisnya. Ku dengar pula teriakan Adikku yang tak ingin aku dengar. Pandanganku gelap dan untuk selanjutnya aku tidak ingat apa-apa.

Beberapa hari setelah itu Nenek jatuh sakit. Aku benar-banar semakin menderita. Tanpaknya air mata telah habis untuk menangisi semua yang aku alami. Ingin sekali mulutku menyumpah Papa dan mencerca Mama yang telah membuat hidupku hancur dalam tempo yang begitu cepat. Takdir berkata lain. Nenek meninggal dunia karena penyakit jantungnya dan aku tahu, Nenek meninggal dengan membawa kesedihan. Jika aku dibolehkan untuk memilih antara hidup dan mati, maka aku lebih memilih mati saja. Menyusul Papa, Mama, dan Nenek yang selama ini menyayangiku. Hingga akhirnya Paman Salim membawa kami berdua yang telah yatim piatu, aku dan Adikku yang masih balita ke kotanya.

Paman Salim adalah Adik Papaku. Mereka mengontrak rumah di sebuah kota Provinsi yang berbeda. Tapi sungguh tak pernah ku duga mereka membawaku ke rumahku kembali. Rumah yang selalu membayangiku dengan aroma darah yang menguar beberapa waktu yang lalu. Tidak! Aku tidak ingin kembali lagi untuk selama-lamanya.. aku ingin melupakan ketragisan itu
Paman mencoba membujukku.

“Dari pada paman harus mengeluarkan uang tiap bulan untuk mengontrak, lebih baik paman mendiami rumah Papamu. Insya Allah, semuanya akan baik-baik saja.” Ujar paman ketika aku melayangkan ketidaksetujuan itu padanya.
“Kamu jangan mengingat-ngingat terus Papa-Mamamu sayang. Kalian masih punya Paman dan Bibi yang menyayangi kalian.” Hibur Bibi Santi suatu hari ketika didapatinya aku menangis tergugu. Dan benar apa yang telah dikatakan Bibi, mereka menyayangi aku dan Adikku seperti orangtua terhadap anaknya sendiri.
Tapi kasih sayang itu tidak akan bisa meluruhkan kesedihan dan air mata yang telah bersemayan di hatiku. Bayangan Papa dan Mama tak akan pernah lekang dari kedua pelupuk mataku.

Potret Papa dan Mama ku gantung di dinding dengan pigura yang indah. Mereka tersenyum bahagia. Papa merangkul Mama bersama aku dan Adikku. Aku seperti tersedot oleh lorong waktu. Lalu kenapa keceriaan itu harus berakhir dengan tragis? Kenapa mereka harus meregang nyawa di saaat aku masih membutuhkan kehangatan kasih mereka? Di saat mereka belum cukup tua untuk meninggalkan dunia. Mama meninggal pada usia 30 tahun dan Papa 32 tahun. Paman dan Bibi pernah mengambil pigura itu dan diam-diam membuangnya ke tong sampah tanpa sepengetahuanku. Tapi aku berhasil mengetahuinya dan aku mengambilnya kembali untuk dipasang di tempat semula. Lalu kutanya kenapa mereka membuangnya.
“Paman tak ingin kamu murung dan selalu menangis dengan keberadaan potret itu.”
“Tidak! Aku akan mengenangnya paman. Hingga akhir hidupku, atau mungkin hingga aku bosan karenanya.” Tapi sampai kapankah aku bisa bosan.

Dua tahun berlalu. Aku masih berteman dengan mimpi yang ku karang sendiri. Tentang Mama dan Papa dan tentang semua kepedihan yang ku rasa. Kadang aku tertawa bila mengenang semua yang pernah aku alami bersama mereka berdua. Tertawa mengenang canda tawa, menangis dan histeris bila malam menyergapku ke dalam kesunyian yang semakin mencekam. Tak ada yang bisa mengobati kesunyian dan rasa rinduku ini selain Papa dan Mama yang telah menambatkan semua cinta kasih itu di seluruh ruang hatiku.

Paman dan Bibi merasa khawatir dengan kondisiku dan membawaku ke psikiater. Untuk apa aku dibawa ke sana? Aku harus dibawa satu minggu sekali secara rutin. Jika masa tiga bulan belum ada perubahan aku disarankan dibawa ke rumah sakit jiwa karena aku di diagnosis paranoia. Sejak saat itu aku tak pernah lagi percaya terhadap psikiater. Aku menganggapnya hanya seorang pembohong dan mulut besar. Itu asumsiku. Tapi parahnya Paman dan Bibiku lebih percaya terhadap psikiater itu ketimbang keponakannya sendiri, bah!

Tiga bulan setelah itu Paman benar-benar membawaku ke rumah sakit jiwa.
“Paman! Aku tidak gila!”
Paman mengeluh panjang dan Bibi mengusap air matanya.
“sayang, tiap minggu kami akan selalu menengokmu. Kamu pasti akan rindu terhadap adikmu bukan?”
Tinggallah aku di lingkungan yang terasa asing bagiku, tempat yang benar-benar membuatku semakin frustasi setengah mati. Tak ada lagi potret Mama dan Papa. Hari-hariku ku jalani dengan beban rindu yang menyiksa perasaan.

“Paman, bawa potret itu ke sini.” pintaku saat Paman menengokku minggu berikutnya. Paman hanya mengangguk lemah. Namun tak pernah sekalipun Paman membawanya.
Aku membenci semua penghuni rumah sakit jiwa. Kenapa pula aku harus hidup di tengah orang-orang seperti mereka. Apa salahku? aku hanya merindukan kedua orangtuaku dan aku hanya menumpahkan rindu yang tak terperi itu dengan apa yang aku mau. Bukan apa kehendak Paman dan Bibiku. Apalagi psikiater pembohong itu.

Selalu ku tulis surat untuk mereka -orangtuaku. Surat rindu yang tak akan pernah lekang dalam mimpi-mimpi sekalipun. Bila angin lewat, ku robek-robek secarik surat itu hingga menjadi serpihan-serpihan kecil. Biarlah angin yang berkesiut itu mengantarkan pesanku pada Mama dan Papa. Atau aku bakar surat itu dan ku tabur abunya di kolam taman. Aku harap mereka menyampaikan rindu ini pada bumi sebagai tempat terakhir orangtuaku bersemayam. Aku.. ah, aku terlampau rindu.

Semua perawat di tempat ini sungguh menjengkelkan. Tapi tiba-tiba ada seorang berjilbab yang belum pernah ku jumpai sebelumnya. Mungkin ia perawat baru di sini. Ia baik sebaik Mamaku dulu. Mengajakku bercerita dan bercanda. Ia periang seperti periangnya Papaku. Ia selalu mengajakku bermain dan seakan-akan ia adalah titisan dari kedua orangtuaku. Aku merasakan kehadiran Mamaku di sini.

“Apa Ibu juga menganggapku gila?” tanyaku suatu hari.
Perempuan itu terperanjat mendengar pertanyaanku. “Tidak, kamu anak yang baik. Siapa bilang kamu gila.”
“Kata orang-orang.”
Perempuan itu tersenyum dan mencoba meyakinkanku bahwa aku baik-baik saja. Dan aku percaya kepadanya, karena aku tahu, dia tak pernah berbohong sebagaimana berbohongnya psikiaterku dulu.

Suatu hari ia menemukan diary hitamku. Diam-diam dia membacanya dengan tuntas, lantas menatapku.
“sayang, kamu…” dia tidak meneruskan kata-katanya dan tiba-tiba ia memelukku dalam kehangatan kasih sayangnya. Tiba-tiba aku merasakan pelukan Mama.
“Mama.”
Perempuan itu mengangkat daguku. “sayang, kamu tahu dunia ini belum berakhir. Kamu masih punya orang-orang yang menyayangimu. Jangan kau biarkan dirimu menderita seperti itu.”
“Aku hanya rindu Mama dan Papa.”
“Tapi kamu tak pernah sekali pun merindukan Tuhan yang telah menciptakan Mama dan Papamu.”
“Karena Tuhan telah mengambil nyawa Mama dan Papaku.” bantahku.
“Tapi Tuhan telah memberimu kesempatan untuk merasakan kasih sayang mereka berdua. Kau tahu? Tuhan juga memberimu rasa rindu itu.”

Aku terdiam dan mencoba mencerna setiap kata-katanya.
“Apa yang terjadi jika seandainya Tuhan tidak pernah memberimu kesempatan untuk bisa melihat kedua orangtuamu. Atau kau tidak terlahir dari Mamamu?” lanjutnya dan tatapannya menyisir setiap relung hatiku. Dia tersenyum dan melanjutkan kata-katanya, “Ibu ingin melihatmu tersenyum.”
Entah kenapa, aku terdiam dalam tangis. Tapi tangis saat ini berbeda dengan tangisan sebelum ini. Aku merasakan kehangatan menjalari hatiku. Aku merasakan getar kerinduan pada Tuhan yang selama ini aku nyaris melupakannya.

“Antarkan aku pulang.” Lirihku dan perempuan itu mengangguk senang dan kembali membenamkan kepalaku pada pelukannya.

CERPEN : Setiap ada pertemuan pasti akan datang perpisahan

Kiriman dari : Rini Puspita Sari

waktu itu aku hanya bisa menangis dan membayangkan betapa kejamnya sifat refan kepadaku aku tidak habis pikir dia melakukan itu padaku.saat itu aku baru pulang dari kuliah tiba-tiba ada suara orang mengetuk pintuku dan ternyata itu refan pacar kesayanganku.."hai sayang" sapaku kepadanya.. dia membalas sapaanku dan aku mempersilahkan dia masuk.."sayang kamu mau minum apa?" tanyaku"mmm nggak usah say aku disini cuma sebentar kok" dan nada suaranya nggak kayak biasanya"mm mm maksut kamu?" aku mulai penasaran ada apa sebenarnya"aku mau bilang sesuatu sama kamu" kata refan"iya sayang ngomong aja ada apa?" jawabku"kita putus" dan suaranya agak di tekan"apa maksut kamu kita putus?.. oh hahaha lucu banget sih kamu, kamu bercanda kan sayang, kamu mau ngasih aku kejutan ya mmm aku udah hafal sama trik lama kamu" refan hanya mnunduk mendengarkanku"sayang ayo dong jawab aku kamu bercanda kan?" aku masih belum percaya dengan semua yang dia katakan padaku"nggak ini beneran kita putus aku udah nggak bisa bersamamu lagi aku nggak pantes buat kamu udah ya mulai sekarang kita putus aku nggak akan ganggu kamu lagi aku akan selalu mendoakan yang terbaik buat kamu dan kamu akan menemukan lelaki yang lebih baik dari aku maafkan aku, aku udah jahat sama kamu kita jalani hidup sendiri-sendiriya, maafkan aku mel. Melodi aku sangat mencintaimu tapi aku tidak pantas buatmu maafkan aku selama ini aku tidak bisa membuatmu bahagia, selamat tinggal melodi maafkan aku" kata refan dan airmatanya pun menetes.. aku tau refan juga tidak menginginkan perpisahan ini.. aku hanya bisa menangis dan tidak tau apa yang kurasakan saat ini hatiku sangat hancur."tapi kenapa fan kenapa? jelaskan padaku ada apa sebenarnya?" sambil mengoyak ngoyak tubuh refan.."mel dengarkan aku sebenarnya aku juga tidak mau dengan perpisahan ini aku terpaksa melakukan ini aku tidak bisa bersamamu lagi aku tidak mau menyakitimu dengan terus bersamamu itu akan lebih menyakitkan lagi. maafkan aku melaku harus pergi" dia pun pergi meninggalkan aku sendirian dengan kegilaan ini aku masih belum percaya dengan semua ini orang yang aku cintai orang yang aku sayangi kini telah pergi meninggalkan aku tanpa aku tau apa alasannya..seharian aku tidak nafsu makan semalaman aku tidak bisa tidur dan hanya menangis membayangkan betapa kejamnya dia meninggalkanku tanpa perduli denganku dengan perasaanku dengan hatiku yang hancur...sehari 2hari 3hari seminggu 2minggu bahkan udah satu bulan sama sekali tidak ada kabar dari refan dan aku masih tetap menunggu kabar darinya, aku masih tidak percaya dengan keputusannya meninggalkan aku setelah sekian lama kita bersama dan aku masih berharap dia kembali lagi bersamaku..3bulan kemudian..waktu itu lamunanku akan refan tiba-tiba buyar aku di kagetkan dengan bunyi handphone ku dan aku lihat itu nomor hanphone refan jadi selama ini dia tidak pernah ganti nomor handphone nya tpi kenapa setiap aku hubungi tidak pernah aktif.. aku bahagia banget akhirnya dia menghubungiku dan langsung aku angkat telfon darinya"halo" sapaku"iya halo apa benar ini kak melodi ini saya kak adeknya kak refan" jawabnya"iya dek kamu apa kabar, kak refannya mana?" tanyaku"baik kak tapi kak refannya" dia berhenti bicara seakan akan ada sesuatu yang mencekiknya"halo halo adek halo" aku terus ngoceh tidak lama kemudian dia bicara lagi"iya kak aku masih disini" jawabnya"kak refannya mana dek kakak mau bicara sama dia" tanyaku"itulah masalahnya kak" jawabnya"maksutnya apa dek kak refannya dimana" tanyaku lagi dengan nada penasaran"kak refan udah nggak ada kak" nada suaranya agak di tekan"maksutnya apa usah nggak ada?" tanyaku kaget"iya kak.. kak refan udah meninggal" mendengar itu seakan akan jantungku berhenti dan tiba tiba perutku mual seakan akan langit runtuh menimpa kepalaku aku tidak percaya dengan apa yang adeknya katakan padaku bahwa orang yang aku cintai yang aku sayangi telah pergi untuk selamanya"kemaren selama 3bulan ini dia di rumah sakit kak mungkin dia udah lelah dan dia pergi neninggalkan kita" sambil menangis adeknya menjelaskan semuanya kepadaku"dia sakit apa dek kenapa selama ini dia nggak mau cerita sama kakak" dengan nada suara ku yang shock berat"kak refan punya kanker otak kak dia nggak mau cerita sama kakak karena dia nggak mau lihat kak melodi sedih" dan belum sempet aku nanya lagi dia udah menutup telfonnya lebih dulu dan akhirnya aku tau kenapa refan mutusin aku gitu aja tanpa sebab dan tanpa ada masalah apapun karena dia tidak ingin nelihatku sedih dengan keadaannya yang seperti itu dan dia tidak sejahat yang aku pikirkan selama ini"maafkan aku refan aku tidak tau dengan penyakitmu dan aku udah ngatain kamu jahat dan kejam.aku bingung aku marah pikiranku kacau aku tidak tau harus gimana dia udah pergi untuk selamanya tapi kenapa kenapa dia tidak pernah cerita soal penyakit yang dideritanya itu..berhari hari aku hanya menangis tidak ada aktifitas yang aku lakukan dan selama berhari hari juga aku tidak kuliah dan pada akhirnya aku sadar jika aku terus terusan kayak gini dia tidak akan tenang disana aku harus menjadi melodi yang dulu lagi aku harus semangat lagi supaya dia bisa tenang dan bahagia disana..dan akhirnya aku sudah mulai melakukan aktifitasku kembali seperti biasa dan menjadi melodi yang ceria lagi semangat lagi dan aku tau refan disana pasti bahagia melihatku bisa tersenyum lagi

"Pertemuan & perpisahan itu sudah biasa. Tapi jangan pernah melupakan orang-orang yang sudah hadir dalam hidupmu dan memberi kenangan indah :) "