CERPEN : Boo Dan Paii


Kiriman Dari: paii

Yang sekarang bisa aku lakukan hanyalah menangis di kesendirian. Ya menangis sendiri di atas atap di tengah hujan sambil menghisap sebatang rok*k dan mendengarkan musik kesukaanku saat istirahat, tapi aku harus segera menghapus air mataku, karena aku harus kembali bekerja. Ku tak mau mereka semua tahu kalau aku sedang larut dalam kesedihan terutama kamu, orang yang sangat aku sayangi atau mungkin aku cintai. Sesak dadaku setiap melihatmu, mendengar tawamu. Sekarang aku hanya bisa menatapmu tanpa bisa menyentuhmu, lagi.
Kamu yang dulu selalu ada untukku, tapi aku rusak semua karena aku berbohong tidak, tidak ada maksud ku berbohong tetapi mungkin memang caraku yang salah. Ku hilangkan kepercayaanmu untukku, aku rusak semua mimpi kita. Sedih rasanya mengingat semua mimpi-mimpi kita. Kau lebih memilih memaafkan mantan istrimu dibandingkan aku, ya aku mengerti itu demi buah hatimu 2 orang anak laki-lakimu, yang saat kau temui mereka merengek memintamu kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarga kecilmu. Dan aku tahu kau tidak tega. Aku tahu kau sudah tidak mencintai ibu dari anak-anakmu tapi dengan berat kau harus memulai mencintainya kembali.
Mungkin salahku, memulai percintaan dengan duda, tapi apa aku tak pantas mencintai seorang duda? apa itu berdosa? kamu selalu berusaha agar aku melepasmu dan membencimu, tak itu tidak pernah berhasil sampai akhirnya kamu yang menyerah dan membukakan pintu hatimu. Kau selalu bilang kasihan denganku.
“Paii kenapa kamu mencintai seorang duda? padahal kamu bisa mencintai seorang bujangan yang lebih baik dan mapan dari padaku”
aku pun menjawab, “Boo aku tidak pernah melihat latar belakangmu, aku mencitaimu tulus apa adanya kamu”
“kenapa kita bertemu terlambat Paii, kalau saja kau yang ku jumpai terlebih dulu pasti aku sudah bahagia denganmu. Tapi saat aku menikah umurmu masih 14 tahun”
“ya Boo aku tidak mungkin menikah denganmu walau dulu kita bertemu, kenapa kamu menikah sangat muda di usiamu 20 tahun? kalau saja kamu tidak tergesa mungkin kita sudah menikah sekarang, tapi apa mau dikata semua sudah terjadi. Aku tetap mencintaimu Boo walau kau duda.”
Dan 3 bulan berjalan banyak sekali rintangan, tidak ada yang tahu tentang hubungan kita. Aku bahagia bersamanya tidak pernah ku merasa sebahagia ini, tetapi dengan bodohnya aku hancurkan semua cerita cinta yang telah kami bangun dengan kebodohanku. Dan kini kau memilih memaafkan mantan istrimu.
Malam hari aku ribut di bbm dengan Boo aku bilang aku tidak ikhlas dengan semua ini, ini tidak adil kepalaku pusing semenjak kejadian itu tidurku tidak teratur dan makan pun hanya kalau aku ingat malah satu hari aku pernah tidak makan apapun. Melihat makanan di depanku aku enek tidak ada gairah untuk menyentuhnya karena biasanya aku selalu makan sepiring dengan Boo tapi kini aku harus makan sendiri. Tidak ada rasa apapun saat aku memakan makanan sampai ice cream pun makanan kesukaanku hampa rasanya masuk ke mulutku ini dan aku tak tahu sampai kapan aku seperti ini.
Pagi harinya “pip-pip” bunyi bbm masuk, 1 pesan ku terima dan saat ku buka ternyata pesan dari Boo ku terima.
“maafkan aku Paii, aku memilih untuk mencoba kembali dengan mantan istriku ini semua demi kebaikan bersama. Bukan hanya kebaikanku tapi kamu juga, Allah sangat menyayangimu Paii dia tidak mau kau hidup sengsara dengan duda”
Aku dengan tangisan ku membalas bbm darinya.
“ya Boo, maafkan aku juga tidak ikhlas menerima ini tetapi sekarang aku mencoba ikhlas demi kau dan anak-anakmu bahagia. Aku sayang kalian. Aku tidak tahu apakah benar Allah sayang padaku? tapi aku mau menikah dengan kamu bukan orang lain, tetapi kenapa kamu malah memilih dengan mantanmu apa ini disebut Allah sayang padaku Boo?” ku kirim balasan kepadanya.
“Paii dengarkan aku, Allah sayang kamu maka dari itu Dia memberikan jalan seperti ini karena kamu tetap ingin bersamaku kalau bukan karena kejadian ini, Allah mau kamu mencitai pria yang sewajarnya bukan dengan duda seperti aku, satu pesanku jangan lagi kamu menjalin cinta dengan duda aku mohon”
“ya Boo mungkin kamu benar, tapi kenapa? apa dosa mencintai seorang duda? apa aku tidak boleh mencintamu? aku tidak mau membuka pintu hatiku untuk orang lain biarkan aku mencintaimu dalam angan-anganku, biarkan aku mencitaimu dalam mimpiku, biarkan aku kau peluk dalam mimpiku. Maaf apabila doa-doaku masih untukmu Boo. Mungkin hidup sendiri dengan banyangmu akan membuatku bahagia”
“Paii, aku mohon jangan siksa dirimu dengan bertingkah seperti itu, kamu masih muda jalanmu masih panjang. Ikhlaskan aku. Tidak apa-apa doamu masih untuku, tetapi kamu harus mencoba membuka hatimu untuk orang lain suatu hari nanti.”
Pagi pun tiba.
“aku uda di depan Paii” seperti biasa Bobi selalu menjemputku.
“iya Boo aku keluar.” di motor pun aku diam membisu.
Akhirnya Bobi membuka pembicaraan.
“Paii makasi kamu mau menerima ini dengan ikhlas”
dan aku hanya menjawab, “iya Boo”
“Paii aku berharap kamu bahagia dengan orang yang pantas untukmu dan itu bukan aku”
“Boo kamu pantas untukku. Boo apa boleh aku menganggapmu sebagai abangku?”
“ya tentu itu sangat boleh”
“makasi Boo, kapan kamu kembali ke mantan kamu?”
“enggak scepat itu Paii, aku harus lihat dia dulu apakah dia benar berubah atau tidak”
“oh, Boo aku boleh minta sesuatu darimu?”
“apa itu Paii?”
“apabila kamu tidak kembali dengannya aku mohon kembalilah denganku” dan hening sesaat.
Bobi pun menjawab, “iya Paii aku akan kembali padamu”
“janji?”
“iya janji”
“jangan kau pergi ke wanita lain ya Boo kalau kau tidak kembali padanya” Bobi mengangguk.
“terima kasih Boo.”
“oh ya Paii, boleh aku terus memanggilmu Paii kan? ya mungkin anggap saja ini kenang kenangan kita” dan sambilku menahan air mata aku menjawab.
“iya Boo boleh sangat boleh”
“makasi Paii”
“iya Boo.”
Saat closing tiba.
“Boo apa boleh aku memelukmu sekali saja dan mungkin untuk terakhir kali” dan Bobi menjawab.
“tentu boleh Paii” aku memeluk Bobi dengan erat rasanya tak ingin ku melepaskan pelukan ini selamanya. Aku ingin dia ada di pelukanku setiap hari, membuka mata saat terbangun dari tidurku melihat dia yang ada di sampingku tetapi itu semua mungkin tidak akan terjadi.
“janji ya Boo, kalau kamu tidak kembali dengan dia, kembalilah ke pelukanku”
“iya aku janji Paii” dan aku memeluknya erat tak tahan menahan air mata, akhirnya menetes tidak henti.
Dan itulah hari hari dimana aku menghabiskan hariku dengan kesedihan, yang setiap malam ku habiskan dengan menghisap rok*k dan menangis sendiri. Aku memberitahu Bobi kalau aku merok*k dan satu hari pernah ku menghisap rok*k ditemani olehnya, tetapi Boo menyuruhku berhenti merok*k dan aku menurutinya aku akan berhenti setelah 1 bungkus terakhir ini habis. Padahal aku menghisap rok*k untuk mengganti tangisku tetapi karena permintaan dia aku berhenti. Entah sampai kapan aku seperti ini, terus menangis sepanjang malam. Aku berharap ada kebahagiaan di depan sana untukku denganmu. Aku mencintaimu Boo.
Cerpen Karangan: Paii
Ini kisah nyataku di tahun 2013-2014 dan ini yang aku rasa kan sekarang dan entah sampai kapan aku larut dalam kesedihanku. Aku benar-benar mencintai bobi (nama yang ku samarkan). Dan aku berharap dia tetap mencintaiku, walau dia bersama mantan istrinya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »